Materi Kuliah MSDM II
I. Tinjauan Umum Manajemen Sumber Daya Manusia
ManajemenPersonalia
dalam organisasi merupakan bidang yang bisa dikatakan sulit
pengelolaannya, karena menangani permasalahan Karyawan, dimana manusia
sebagai obyeknya. Dikatakan sulit karena setiap individu memiliki
kemampuan dan potensi yang berbeda, seperti kebutuhan karyawan setiap
harinya dalam bekerja, tingkat kendali emosional tidak sama, tenaga
tidak standart satu sama lain, gaya dan pola hidup yang berbeda, problem
individu yang bermacam-macam, kondisi karyawan di tiap perusahaan tidak
sama dan tidak teratur,sehingga fungsi manajemen personalia adalah
mengatur ketidak teraturan tersebut.
Definisis MSDM Dari beberapa pendapat para ahli yaitu
1.Malayu S.P. Hasibuan
: “ MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Fungsi-fungsi MSDMterdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan
pemberhentian “
2.Nitisemito:
“Manajemen personalia adalah suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan
antara planning, organizing, controlling, sehingga efektivitas dan
efisiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam
pencapaian tujuan”
3.Heidjrachman Ranupandojo dan Fuad Husnan : “Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan
tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan,
individu dan masyarakat”
4.Hani Handoko
: Managemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk
mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan.
5.Flippo :
“ Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber
daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan
masyarakat “ Penjelasan dari definisi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
a.Perencanaan
Bagi
manajer personalia perencanaan berarti penentuan program personalia
yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun.
b.Pengorganisasian
Apabila
serangkaian tindakan telah ditentukan organisasi harus disusun untuk
melaksanakannya. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan.
c.Pengarahan
Memberi pengarahan dan memberikan perintah agar bawahan dapat bekerja secara efektif.
d.Pengendalian
Yaitu
pengamatan atas tindakan dan perbandingannya dengan rencana dan
perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi atau pada
saat-saat tertentu, penyusunan kembali rencana-rencana dan
penyesuaiannya terhadap penyimpangan yang tidak dapat diubah.
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan
kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah
dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar organisasi.
e.Pengadaan tenaga kerja
Penentuan
sumber daya manusia yang diperlukan harus bersandar pada tugas-tugas
yang tercantum pada rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
Penentuan ini merupakan keputusan yang makin dipengaruhi oleh tujuan
manajer personalia dalam memenuhi kebutuhan manusia.
f.Pengembangan
Pengembangan merupakan peningkatan ketrampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat.
g.Kompensasi
Fungsi
ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada
personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.
h.Integrasi
Integrasi
merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang
layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat dan
organisasi.
i.Pemeliharaan
Pemeliharaan
merupakan usaha untuk mengabdikan keadaan. Terpeliharanya kemauan
bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan para karyawan.
j.Pemisahan
Organisasi
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin
bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang
sebaik mungkin.
Dari pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan mengenai manajemen personalia sebagai berikut :
a.Manajemen
personalia adalah suatu ilmu dan seni serta merupakan salah satu cabang
dari ilmu menejemen yang ikut berperan dalam mencapai efisiensi dan
efektivitas.
b.Manajemen
personalia dapat dinyatakan sebagai ilmu dalam hubungan kerja sama
antar sesama manusia dalam perusahaan yang didasarkan pada fungsi-fungsi
manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.
I. DESAIN PEKERJAAN DAN INFORMASI ANALISIS PEKERJAAN
Desain
pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang
individu atau kelompok karyawan secara organisasional. Tujuannya adalah
untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi dan keperilakuan. Dan sudut
pandangan manajemen personalia, desain pekerjaan sangat mempengaruhi
kualitas kehidupan kerja, di mana hal mi tencermin pada kepuasan
individu para pemegang jabatan.
Atas
dasar pentingnya peranan yang dimainkan desain pekerjaan dalam kualitas
kehidupan kerja, bab mi secara khusus membahas elemen-elemen desain
pekerjaan, “trade-offs” yang dihadapi departemen personalia dalam
memilih rancangan, dan peralatan-peralatan perancangan kembali
pekeijaan. Setelah kita membicarakan karakteristikkarakteristik
pekerjaan ideal yang menentukan kualitas kehidupan kerja, pembahasan
dilanjutkan dengan menguraikan ciri-ciri nyata (actual) yang sekarang
ada dalam setiap pekerjaan. Para manajer penlu mengetahui
karakteristik-karakteristik, standar-standar dan kemampuan manusia yang
diperlukan setiap pekerjaan. Atau dengan kata lain, mereka memerlukan
informasi tentang pekerjaan-pekerjaan yang mereka kendalikan, yang
diperoleh melalui analisis pekerjaan.
Analisis pekerjaan secara sistematik
adalah :mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi tentang
pekerjaan-pekerjaan. Im biasanya dilakukan oleh para spesialis yang
disebut analis pekerjaan. Jadi, setelah departemen personalia terlibat
dalam proses perancangan pekerjaan, pemahaman tentang
pekerjaan-pekeijaan dan persyaratan-persy aratanriya harus dikumpulkan
melalui analisis pekerjaan.
ELEMEN-ELEMEN DESAIN PEKERJAAN
Barangkali
kegiatan desain yang paling menantang (dan membingungkan) bagi
manajemen adalah pengembangan dan pengaturan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilaksanakan setiap karyawan dan kelompok karyawan ini diakibatkan
paling tidak tiga hal berikut:
1.
Pada hakekatnya sering terjadi konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan karyawan dan kelompok karyawan dengan berbagai
persyaratan desain pekerjaan.
2.
Sifat unik setiap karyawan mengakibatkan munculnya bermacam-macam
tanggapan dalam wujud sikap, kegiatan phisik dan produktivitas dalam
pelaksanaan pekerjaan tertentu.
3.
Pembahan-perubahan lingkungan, organisasional dan perilaku karyawan
membuat desain pekerjaan, ketepatan pendekatanpendekatan pengembangan
kerja standar dan model-model tradisional perilaku karyawan harus selalu
dipertanyakan.
Elemen-elemen organisasional
pada
desain pekerjaan berkaitan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang
dirancang secara efisien mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi
untuk mencapai keluaran maksimum. Elemen-elemen organisasi terdapat
beberapa yaitu :
1.Pendekatan Mekanistik
Pendekatan
mekanistik berupaya untuk mengidentifikasikan setiap tugas dalam suatu
pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk meminimumkan waktu dan
tenaga para karyawan. Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas
dikelompokkan menjadi suatu pekeijaan. Hasilnya adalah spesialisasi.
Pendekatan
mi menekankan efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga kerja, latihan dan
waktu belajar karyawan. Teknik mi masih secara luas digunakan dalam
operasi-operasi perakitan pada jaman sekarang, dan terutama efektip bila
para karyawari kurang berpendidikan atau kurang mempunyai penga1amar
industrial.
2.Aliran Kerja
Aliran
kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau
jasa. Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan
pekeijaan-pekeijaan.
3.Praktek-praktek kerja
Praktek-praktek
kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode-metode
mi bisa terbentuk dan tradisi, atau kesepakatan kolektip para karyawan,
atau bagian kontrak (perjanjian) kerja serikat karyawan manajemen. Hal
ini mengurangi fleksibiitas departemen personalia dalam merancang
pekerjaanpekeijaan.
Elemen-elemen Lingkungan
Aspek
kedua desain pekerjaan berkaitan dengan elemen-elemen lingkungan.
Seperti dalam hampir semua kegiatan personalia, para perancang pekerjaan
tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam perancangan pekeijaan-pekerjaan adalah kemampuan
dan tersedianya para karyawan potensial, dan pengharapan-pengharapan
sosial. Bagian-bagaian elemen lingkungan adalah :
1. Kemampuan Dan Tersedianya Karyawan
Pertimbangan
efisiensi harus diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya karyawan
yang akan melaksanakan pekerjaan. Sebagai contoh, meskipun tingkat
pengangguran tinggi, banyak lowongan pekerjaan yang kadang-kadang sulit
untuk diisi karena tidak tersedianya calon karyawan yang mempunyai
kernampuan tertentu.
2. Berbagai Pengharapan Sosial
Desain
pekerjaan juga dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Sebagai contoh,
masyarakat di mana lokasi pabrik berada, meskipun tidak berketrampilan,
dalam kenyataannya sering menuntut lapangan pekerjaan yang tersedia
bagi mereka. Di samping itu, para karyawan yang semakin berpendidikan
mempunyai pengharapan lebih tinggi dalam hal kualitas kehidupan kerja.
Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu
desain pekerjaan tertentu, pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para
karyawan.
Elemen-elemen Keperilakuan
Ada beberapa elemen keperilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekeijaan, yaitu:
1. Otonomi
Yang
berarti mempunyai tanggung-jawab atas apa yang dilakukan.
Pekerjaan-pekeijaan yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk
mengambil keputusan-keputusan, berarti menambah tanggung-jawab, akan
cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya
otonomi akan menyebabkan karyawan menjadi apatis atau menurun prestasi
kerjanya.
2. Variasi
Kurangnya
variasi pekeijaan bisa menyebabkan kebosanan. Dan selanjutnya,
kebosanan menimbulkan kelelahan, dan kelelahan rnengakibatkan
kesalahan-kesalahan.
3. Identitas Tugas.
Bila
pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai identitas, para karyawan tidak akan
atau kurang merasa bertanggung-jawah dan mungkiri kurang bangga dengan
hasil-hasilnya. ini berarti kontribusi mereka tidak tampak, sehingga
kepuasan kerja bisa menurun.
4. Umpan Balik
Bila
pekerjaan-pekerjaan memberikan umpan-balik tentang seberapa baik
pelaksanaan pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai pedoman atau
motivasi untuk melaksanakan dengan lebih baik.
II. Pengembangan karyawan
Pengembangan
(development) adalah fungsi operasional kedua dari manajemen
personalia. Pengembangan karyawan (baru/lama) perlu dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan
dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan
karyawan.
Program
pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan
kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang
dibutuhkan perusahaan saat ini maupun untuk masa depan.
Pengembangan
harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis,
konseptual, dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan
mencapai hasil yang optimal. Pengembangan karyawan dirasa semakin
penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai
akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara
perusahaan yang sejenis.
Definisi Pengembangan karyawan menurut :
1.Heidjrachman
dan Suad Husnan,adalah : diartikan dengan usaha-usaha untuk
meningkatkan ketrampilan maupun pengetahuan umum bagi karyawan agar
pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien. menurut
2.Panggabean
: Pengembanganadalah upaya meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
karyawan lama dan baru yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan
baik untuk saat ini atau untuk masa mendatang.
Dalam
pengertian ini maka istilah pengembangan karyawan akan mencakup
pelatihan dan pendidikan yaitu sebagai sarana peningkatan ketrampilan
dan pengetahuan umum bagi karyawan.
Tujuan Pengembangan
Pengembangan
menyangkut beberapa hal yang bermanfaat bagi perusahaan, karyawan dan
konsumen atau masyarakat yang menkonsumsi barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan, beberapa hal tersebut yaitu :
a.Produktifitas kerja
Dengan
pengembangan produktifitas kerja karyawan akan meningkat kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill,
dan managerial skill karyawan yang semakin baik.
b.Efisiensi
Pengembangan
karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan
baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya
produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
c.Kerusakan
Pengembangan
karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan
mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan
pekerjaannya.
d.Kecelakaan
Pengembangan
bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah
biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
e.Pelayanan
Pengembangan
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan
kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik
merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan
perusahaan bersangkutan.
f.Moral
Dengan
pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan
keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias
untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
g.Karier
Dengan
pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin
besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik.
Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja
seseorang.
h . Konseptual
Dengan
pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan
yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial
skill-nya lebih baik.
i.Kepemimpinan
Dengan
pengembangan, kepemimpinan seorang manajer iiknn lebih baik. human
relationsnya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan
kerja sama vertikai dan horizontal semakin harmonis.
j.Balas Jasa
Dengan
pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) karyawan
akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
k.Konsumen
Pengembangan
karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen
karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yanglebih bermutu.
Program Dan Jenis Pengembangan
Prinsip
Pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kemampuan bekerja
karyawan. Program adalah suatu jenis rencana yang konkret karena di
dalamnya sudah terdapat sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan
waktu pelaksanaannya, tentunya suatu program sudah pasti dilakukan.
Supaya pengembangan ini mencapai hasil yang baik dengan biaya relatif
kecil hendaknya terlebih dahulu ditetapkan program pengembangan.
Dalam
program pengembangan harus dituangkan sasaran, kebijaksanaan, prosedur,
anggaran, peserta, kurikulum, dan waktu pelaksanaannya. Program
pengembangan harus berprinsipkan pada peningkatan efektivitas dan
efisiensi kerja masing-masing karyawan padajabatannya. Program
pengembangan suatu organisasi hendaknya diinformasikan secara terbuka
kepada semua karyawan atau anggotasupaya mereka mempersiapkan dirinya
masing-masing.
Jenis-jenis Pengembangan
Jenis pengembangan dikelompokkan atas: pengembangan secara informal dan pengembangan secara formal.
a.Pengembangan secara informal
yaitu karyawan atas keinginan dan usaha secara mandiri, melatih dan
mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada
hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengem-bangan secara
informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk
maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat
bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar, di samping
efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.
b.Pengembangan secara formal
yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau
latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan. Pengembangan secara formal
dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa
datang, yang sifatnya nonkarier atau peningkatan karier seorang
karyawan.
Pendidikan dan Latihan
Pengembangan
karyawan (pendidikan dan latihan) perlu dilakukan setiap perusahaan
karena akan memberikan manfaat bagi perusahaan, karyawan. dan masyarakat
konsumen. Prinsip Pengembangan adalah peningkatan kualitas dan
kemampuan bekerja karyawan.
1.Menurut
Mathis dan Jackson,Latihan adalah suatu proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
2.Nasution
: Pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan
teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan ketrampilan dan kemampuan
kerja seseorang.
Dari
uraian Nasution lebih menonjolkan kemampuan seseorang secara praktis
dalam melakukan tugas yang didukung dengan kreativitas kerja yang
dimilikinya dan juga pengetahuan tentang teori-teori. Dalam hal ini
latihan diartikan sebagai peningkatan ketrampilan dan teknis pelaksanaan
kerja tertentu, latihan cenderung menyiapkan tenaga untuk jangka waktu
yang mendesak.
Peserta Pengembangan
Peserta
yang akan mengikuti pengembangan dari suatu perusahaan adalah karyawan
baru dan lama, baik dia tenaga operasional atau karyawan manajerial.
a.Karyawan
baru, yaitu karyawan yang baru diterima bekerja pada perusahaan. Mereka
diberi pengembangan agar memahami, terampil, dan ahli dalam
menye-lesaikan pekerjaannya, sehingga para karyawan dapat bekerja lebih
efisien dan efektif pada jabatan/pekerjaannya. Pengembangan karyawan
baru perlu dilaksanakan agar teori dasar yang telah mereka kuasai dapat
diimplementasikan secara baik dalam pekerjaannya.
b.Karyawan
lama, yaitu karyawan lama oleh perusahaan ditugaskan untuk mengikuti
pengembangan, seperti pada Balai Pusat Latihan Kerja. Pengembangan
karyawan lama dilaksanakan karena tuntutan pekerjaan, jabatan, perluasan
perusahaan, penggantian mesin lama dengan mesin baru, pembaruan metode
kerja, serta persiapan untuk promosi. Jelasnya pengembangan karyawan
lama perlu dilaksanakan agar para karyawan semakin memahami technical
skill, human skill, conceptual skill, dan managerial skill, supaya moral
kerja dan prestasi kerjanya meningkat.
Tujuan Pendidikan dan Latihan
Beberapa
pendapat tentang tujuan dari latihan dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Tujuan
dari pengembangan karyawan Menurut: Heidjrachman dan Suad Husnan,
adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam mencapai
hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas kerja
dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan karyawan,
ketrampilan karyawan maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap
tugas-tugasnya
Dari
uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan yang telah
mengikuti latihan diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
meningkat, mereka juga merasa memiliki perusahaan sehingga turut menjaga
keberadaan perusahaan.
Adapun tujuan latihan dapat disimpulkan sebagai berikut :
2.2.1Meningkatkan produktivitas
Apabila
pengetahuan dan ketrampilan karyawan meningkat tentunya mereka akan
bekerja secara efektif dan efisien sehingga produktivitas kerja karyawan
meningkat.
2.2.2Memperbaiki moral
Setelah adanya latihan dan pendidikan diharapkan moral kerja dapat diperbaiki lebih meningkat.
2.2.3Mengurangi pengawasan
Karyawan
yang telah dididik dan dilatih tentunya ketrampilan yang dimiliki juga
meningkat sehingga dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan yang
diharapkan, maka hal ini dapat mengurangi pengawasan.
2.2.4Mengurangi kemungkinan terjadi kecelakaan karyawan
Setelah dilatih karyawan akan semakin hati-hati dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat mengurangi adanya kecelakaan kerja.
Pada umumnya pelatihan dilakukan untuk kepentingan karyawan perusahaan, dan konsumen.
Bagi karyawan:
a)Memberikan ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan
b)Meningkatkan
moral karyawan. Dengan ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan
pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik.
c)Memperbaiki
kinerja. Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan
ketrampilan dapat diminimalkan melalui program pelatihan dan
pengembangan
d)Membantu
karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan baik perubahan struktur
organisasi, teknologi maupun sumber daya manusianya
e)Peningkatan
karier karyawan. Dengan pelatihan kesempatan untuk meningkatkan karier
menjadi besar karena keahlian, ketrampilan dan prestasi kerja lebih baik
f)Meningkatkan
jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan. Dengan pelatihan maka
ketrampilan semakin meningkat dan prestasi kerja semakin baik dan gaji
juga akan meningkat karena kenaikan gaji didasarkan prestasi.
Bagi perusahaan :
a)Memenuhi
kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia. Dengan pelatihan
dan pengembangan perusahaan melakukan upaya bersama untuk secara benar
mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan perusahaan.
b)Penghematan.
Pelatihan dapat mengurangi biaya produksi karena pelatihan dimaksudkan
untuk meningkatkan ketrampilan karyawan lebih terampil maka bekerjanya
cepat selesai, penggunaan bahan baku lebih hemat dan bisa menggunakan
mesin-mesin dengan lebih baik sehingga tidak cepat rusak.
c)Mengurangi
tingkat kerusakan dan kecelakaan. Dengan pelatihan dapat dikurangi
kerusakan barang, produksi mesin-mesin dan tingkat kecelakaan karyawan
karena ketrampilan karyawan telah meningkat.
Bagi konsumen:
a)Konsumen akan memperoleh produk yang lebih baik dalam hal kualitas dan kuantitas
b)Meningkatkan
pelayanan karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya tarik
yang sangat penting bagi rekanan perusahaan yang bersangkutan.
Tujuan pelatihan dapat dibuat untuk wilayah apapun dengan menggunakan salah satu dari keempat dimensi berikut:
a.Kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan dari pelatihan (contohnya jumlah kata yang
diketik per menitnya atau jumlah dari hasil pekerjaan)
b.Kualitas
pekerjaan setelah pelatihan (contohnya, biaya dalam dolar untuk
pengerjaan ulang, kehilangan akibat kerusakan atau kesalahan lainnya)
c.Batasan
waktu dari pekerjaan setelah pelatihan (contohnya, jadwal waktu yang
dipenuhi, atau laporan anggaran diserahkan sesuai waktu)
d.Penghematan biaya sebagai hasil dari pelatihan (penurunan biaya)
Menurut .
Prinsip-prinsip latihan
Diadakannya
program pelatihan, diharapkan karyawan akan mendapat kan hasil yang
maksimal dan bisa mengembangkan kemampuanya dalam bidang pekerjaan. Maka
Untuk mencapai keberhasilan proses perubahan sikap, tingkah laku,
pengetahuan dan ketrampilan ada beberapa prinsip sebagai pedoman yang
harus diingat, yaitu :
Motivasi
Dengan
motivasi yang tinggi akan mempermudah karyawan untuk mempelajari,
menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru tersebut. Perlu ditekankan
pada karyawan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan alat bagi mereka
untuk mencapai tujuan seperti: upah, promosi dan lainnya. Dengan
mengetahui kemungkinan-kemungkinan itu, karyawan peserta pendidikan dan
latihan akan termotivasi untuk menjalaninya sebaik mungkin.
Laporan kemajuan
Laporan
ini dibuat untuk mengetahui perkembangan kemajuan karyawan peserta
pendidikan dan pelatihan. Laporan ini harus dapat memberikan sampai
sejauhmana pemahaman peserta pendidikan dan pelatihan terhadap
pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan.
a.Umpan balik
b.Praktek
c.Perbedaan individu
Hal
ini akan menyebabkan terjadi perbedaan daya serap peserta pendidikan
dan pelatihan. Untuk mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan perlu
diberi pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kemampuan peserta.
Sasaran yang ingin dicapai dalam latihan
Dengan
melaksanakan program latihan diharapkan karyawan yang telah mengikuti
program latihan dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap dan moral,
tingkah laku. Karyawan yang sudah mengikuti latihan diharapkan mempunyai
ketrampilan dan pengetahuan yang meningkat, sehingga dapat melaksanakan
tugas sesuai dengan yang diinginkan.
Sasaran utama yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program latihan (training) sebagai berikut :
a.Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik
b.Penggunaan bahan dapat lebih hemat
c.Penggunaan peralatan dan mesin diharapkan akan lebih tahan lama
d.Angka kecelakaan diharapkan lebih kecil
e.Kekeliruan dalam pekerjaan diharapkan lebih berkurang
f.Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin. (Nitisemito, 1982)
Perencanaan latihan
Suatu
pekerjaan yang akan dilakukan perlu diadakan perencanaan terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam
pekerjaan. Demikian juga dengan program latihan, memerlukan perencanaan
terlebih dahulu.
Menurut
Manullang,Tanpa adanya perencanaan, kegiatan latihan bisa jadi tidak
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Disamping itu biaya dan
waktu yang digunakan bisa semakin banyak dan terbuang dengan sia-sia.
Sebelum
latihan atau pendidikan dilaksanakan maka terlebih dahulu dibuat
perencanaan. Perencanaan latihan atau pendidikan, meliputi penetapan
tujuan pokok hal, yaitu:
Tujuan training
Langkah pertama dalam program training adalah menetapkan apa yang harus dicapai dalam training tersebut. Berdasarkan tujuan tersebut dapat ditetapkan metode training mana yang akan digunakan, subyek yang dibahas, peserta dan instruktur.
Subyek latihan
Apa yang harus dibahas dalam training haruslah dihubungkan dengan kebutuhan organisasi yang mengirim pegawai-pegawai yang mengikuti training yang bersangkutan. Dengan kata lain subyek yang dibahas dalam suatu training harus ada hubungannya dengan usaha untuk merealisir apa yang menjadi tujuan dari training yang bersangkutan.
Jadwal training
Jadual training yang tepat, sangat berpengaruh untuk efektifitas suatu program training. Ia harus bersesuaian dengan keinginan para peserta.
Lokasi training
Dalam menetapkan lokasi suatu training yang perlu diperhatikan selain pemberian fasilitas bagi training adalah suasana yang sebaik mungkin sehingga para peserta merasakan suasana iklim yang tepat untuk belajar.
Jumlah dan kualifikasi para peserta
Jumlah
dan kualifikasi peserta perlu pula mendapat perhatian, jumlah peserta
sebaiknya jangan melebihi tiga puluh orang para peserta sebaiknya agak
homogin, terutama dalam hal tingkat pendidikan dan pengalaman.
Intruksi
Sesungguhnya salah satu variaabel yang sangat menentukan untuk efektifitas suatu training selain peserta, metode training dan bahan adalah instruktur atau pelatihnya. Ada tiga kualifikasi penting yang harus dipenuhi oleh setiap instruktur :
1)Pengetahuan yang mendalam mengenai topiknya
2)Faham akan berbagai metode training
3)Adanya keinginan untuk mengajar
Metode latihan
Perencanaan
metode yang akan digunakan sangat diperlukan agar program latihan bisa
berhasil dengan baik, metode latihan harus disesuaikan dengna jenis
pekerjaan.
Terdapat empat metode dasar dalam pelatihan Menurut Flippo, yaitu :
1)Pelatihan di tempat kerja (on-the job training)
Metode ini dilakukan langsung di tempat kerja, sehingga peserta akan mudah mengerti dan memahami.
2)Sekolah vestubule
Merupakan
bentuk latihan dimana pelatihnya bukanlah para atasan langsung, tetapi
pelatih-pelatih khusus sekolah ini biasanya melatih jenis pekerjaan yang
sama dengan pelatihan di tempat kerja.
3)Program magang
Program
magang lebih mengutamakan pendidikan jika di banding dengan pelatihan
ditempat kerja atau sekolah vestibule. Artinya program magang melibatkan
pengetahuan dalam melakukan suatu ketrampilan atau serangkaian
pekerjaan yang berhubungan.
4)Kursus-kursus khusus
Merupakan
bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan dari pada
pelatihan, kursus-kursus ini biasanya diadakan untuk memenuhi minat dari
para karyawan dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu (diluar bidang
pekerjaan).
Sedangkan dalam metode – metode pelatihan, terdapat tiga kategori pokok program latihan, yaitu:
a)Metode praktis (on the job training)
Teknik-teknik on the job
merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih
tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang “pelatih” yang
berpengalaman. Berbagai macam teknik ini yang biasa digunakan adalah
sebagai berikut :
-Rotasi jabatan
Memberikan
kepada karyawan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang
berbeda dan praktek berbagai macam ketrampilan manajerial.
-Latihan instruksi pekerjaan
Petunjuk-petunjuk
pengerjaan secara langsung pada pekerjaan dan digunakan terutama untuk
melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan masa sekarang.
-Magang
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman.
-Coaching
Penyelia atau atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka.
-Penugasan sementara
Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan.
b)Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi
Dengan
pendekatan ini karyawan peserta latihan representasi tiruan suatu aspek
organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan
sebenarnya. Metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
-Metode studi kasus
Karyawan
yang terlibat dalam tipe latihan ini diminta untuk mengidentifikasikan
masalah-masalah, menganalisa situasi dan merumuskan
penyelesaian-penyelesaian alternatif.
-Role playing
Peserta
ditugaskan untuk memerankan individu tertentu yang digambarkan dalam
suatu episode dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang
berbeda perannya. Dalam hal ini tidak ada naskah yang mengatur
pembicaraan dan perilaku.
-Business games
Adalah suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata.
-Vestibule training
Bentuk
latihan ini dilaksanakan bukan oleh atasan tetapi oleh pelatih-pelatih
khusus. Area-area terpisah dibangun berbagai jenis peralatan sama
seperti yang digunakan pada pekerjaan sebenarnya.
-Latihan laboratorium
Teknik
ini adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi. Latihan ini berguna
untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di
waktu yang akan datang.
-Program-program pengembangan eksekutif
Program
ini biasanya diselenggarakan di universitas atau lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Organisasi bisa mengirimkan para karyawan untuk
mengikuti paket-paket khusus yang ditawarkan atau bekerjasama dengan
suatu lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan secara khusus suatu
bentuk penataran, pendidikan atau latihan sesuai kebutuhan organisasi.
c)Teknik-teknik presentasi informasi
Tujuan
utama teknik-teknik presentasi (penyajian) informasi adalah untuk
mengajarkan berbagai sikap, konsep atau ketrampilan kepada peserta.
Metode yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
-Kuliah
Ini
merupakan suatu metode tradisional dengan kemampuan penyampaian
informasi, banyak peserta dan biaya relatif murah. Para peserta
diasumsikan sebagai pihak yang pasif.
-Presentasi video
Presentasi
TV, film dan sejenisnya adalah serupa dengan bentuk kuliah. Metode ini
biasanya digunakan sebagai bahan atau alat pelengkap bentuk-bentuk
latihan lainnya.
-Metode komperensi
Tujuan
dari metode ini adalah untuk mengembangkan kecakapan dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan dan untuk mengubah sikap karyawan.
-Programmed instruction
Metode
ini menggunakan mesin pengajar atau komputer untuk memperkenalkan
kepada peserta topik yang harus dipelajari dan merinci serangkaian
langkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian setiap langkah.
-Studi sendiri
Teknik ini biasanya menggunakan manual-manual atau modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau video tape rekaman.
Pelatih atau Instruktur
Pelatih
atau instruktur yaitu seseorang atau tim yang memberikan latihan/
pendidikan kepada para karyawan. Pelatih (trainer) memberikan peranan
penting terhadap kemajuan kemampuan para karyawan yang akan
dikembangkan. Pelatih yang akan melaksanakan pengembangan (development
training education) adalah pelatih internal, eksternal, serta gabungan
internal dan eksternal.
Pelatih Internal,
Pelatih
internal adalah seseorang atau suatu tim pelatih yang ditugaskan dari
perusahaan memberikan latihan atau pendidikan kepada karyawan. Setiap
kepala kigian mutlak menjadi pelatih internal bagi karyawan bawahannya
dengan memberikan petunjuk-petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan, cara
menggunakan alat-alat, mesin-mesin, dan yang lainnya. Sifat pengembangan
yang diberikan atasan langsung adalah terus-menerus selama karyawan
tersebut menjadi bawahannya. Pengembanganyang dilakukan oleh suatu tim
pelatih sifatnya hanya sementara itu sepanjang dilakukan latihan atau
pendidikan. Pelatih internal hanya melatih karyawan dalam lingkungan
perusahaan bersangkutan saja.
Pelatih Eksternal,
Pelatih
eksternal adalah seseorang atau suatu tim pelatih dari luar perusahaan
ilmiinta untuk memberikan pengembangan kepada para karyawan, baik
pelatihnya ilnlatangkan atau karyawannya ditugaskan untuk mengikuti
lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.
Pelatih Gabungan Internal dan Eksternal,
Pelatih
gabungan internal dan eksternal adalah suatu tim gabungan pelatih
mirmal dan eksternal yang memberikan pengembangan kepada para karyawan.
Cara ini paling baik karena dasar teoretis dan praktisnya untuk
melakukan pekerjaan akan lebih mantap. Pengembangan yang ditangani tim
internal dan eksternal akan lebih baik karena pelatih akan saling isi
mengisi dalam memberikan pengembangan kepadakaryawan.
Syarat-Syarat Pelatih
Pelatih atau instruktur yang baik hendaknya memiliki syarat sebagai berikut.
Teaching Skills
Seorang
pelatih harus mempunyai kecakapan untuk mendidik atau
mengajarkan,membimbing,memberikan petunjuk, dan mentransfer
pengetahuannya kepada perserta pengembangan. Diaharus dapat memberikan
semangat, membina, dan mengembangkan agar peserta mampu untuk bekerja
mandiri serta dapat menumbuhkan kepercayaan pada dirinya.
Communication Skills
Seorang
pelatih harus mempunyai kecakapan berkomunikasi, baik lisan mau
memahami secara efektif. Jadi suaranya jelas, tulisannya baik, dan
kata-katanya mudah difahami peserta pengembangan.
Untuk itu prosedur latihan sangat diperlukan agar latihan tepat pada sasaran. Prosedur latihan tersebut adalah sebagai berikut :
1)Persiapan dari pelatih
Pelatih
harus mengetahui bagaimana menjalankan pekerjaan yang akan diajarkan
dan bagaimana mengajarkan pekerjaan tersebut. Tempat latihan juga harus
disiapkan sesuai dengan kebutuhan, tersedia alat-alat latihan, alat-alat
peraga kalau diperlukan.
2)Persiapan dari karyawan yang dilatih
Karyawan
yang dilatihpun harus mempersiapkan diri agar bisa menerima latihan
dengan cepat dan lebih baik. Karena itu disarankan untuk mempersiapkan
bahan-bahan latihan beberapa waktu sebelum latihan dimulai.
3)Memperagakan latihan
Berbagai
cara ditempuh oleh para pelatih untuk memperagakan petunjuk-petunjuknya
dan biasanya disertai dengan keterangan-keterangan untuk hal-hal yang
dianggap penting.
4)Meminta karyawan untuk mempraktekkan latihan
Disinilah pelatih bisa mengetahui sejauhmana pemahaman latihan dari para karyawan yang dilatih.
5)Tindak lanjut
Tahap
ini berarti mengamati prestasi karyawan yang telah selesai dilatih di
tempat kerja yang sebenarnya. Apakah mereka sudah bisa mempraktekkan apa
yang diperoleh di tempat kerja yang sebenarnya atau belum.
Cara Mengukur Keberhasilan Program Training
Menilai suatu keberhasilan program training sangat perlu agar dapat diketahui apakah pelaksanaan training
berhasil dengan baik atau belum. Ada delapan ukuran yang dapat
digunakan untuk menilai efektifitas latihan yang dilakukan yaitu :
Produksi
Hasil produksi yang meningkat menunjukkan adanya keberhasilan dalam program training.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
Semakin pendek waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan maka akan semakin baik
Banyaknya tenaga kerja yang mencapai standar produksi
Dengan banyaknya tenaga kerja yang ahli maka dapat diketahui bahwa program training tersebut berhasil
Peningkatan penghasilan
Penghasilan meningkat menunjukkan bahwa hasil kerja semakin baik
Berkurangnya bahan baku yang dipergunakan untuk menghasilkan satu unit barang.
Karyawan yang sudah terlatih dapat menggunakan bahan baku yang sedikit untuk menghasilkan satu unit barang.
Banyaknya kecelakaan yang dialami oleh karyawan
Apabila sering terjadi kecelakaan dalam bekerja maka program training yang dilakukan tidak berhasil. Sebaliknya jika kecelakaan jarang terjadi maka progam training tersebut berhasil.
Jumlah absensi
Karyawan
yang terlatih jumlah absensinya baik (sering masuk kerja). Dengan
begitu maka karyawan tersebut akan menghasilkan hasil produksi yang
semakin meningkat.
Jumlah karyawan yang pindah
Setelah
diadakan pelatihan maka ketrampilan yang dimiliki karyawan akan
meningkat, sehingga karyawan tersebut akan menduduki jabatan yang
semakin meningkat pula.
Peranan Pengembangan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
Hampir
semua perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas.
Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu memandang
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok
hari lebih baik dari hari ini. Secara umum produktivitas adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan sumber-sumber yang
digunakan. Dalam hal ini unsur manusia memiliki peranan yang sangat
penting dalam peningkatan produktivitas melalui peran sertanya dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Di
dalam hubungannya dengan produktivitas kerja masalah pengembangan
karyawan memiliki peranan yang sangat penting, karena dengan
mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan karyawan maka produktivitas
kerja dapat meningkat. Dengan bertambahnya ketrampilan dan pengetahuan
maka kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
Pengembangan
karyawan ini dilakukan dengan membeirkan pendidikan maupun latihan
kepada karyawan. Pendidikan dan latihan dapat dilakukan di perusahaan
maupun mengirim karyawan ke lembaga-lembaga pendidikan dan latihan. Kita
ketahui bahwa dengan pengembangan karyawan maka kemampuan kerja
karyawan akan lebih baik maka produktiviyas akan meningkat. Disamping
itu kesalahan-kesalahan dalam bekerja dapat berkurang.
Dari
uraian di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa dengan pengembangan
karyawan maka produktivitas kerja karyawan diharapkan dapat meningkat,
karena dengan pengembangan karyawan yang dilakukan dengan baik maka akan
menimbulkan hasil yang lebih baik pula bagi karyawan dan perusahaan.
Produktivitas kerja karyawan
Pengertian produktivitas
Ada beberapa pendapat tentang produktivitas diantaranya adalah :
Makna produktivitas pada hakekatnya adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas di segala bidang.
menurut
Yamit, Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara masukan dan
keluaran. Beberapa pengertian produktivitas dapat diuraikan sebagai
berikut :
a.Menurut organization for economic and development (OECD), menyatakan pada dasarnya produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.
b.Menurut International Labour Organization (ILO)
menyatakan bahwa pada dasarnya produktivitas adalah perbandingan antara
elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan. Elemen-elemen tersebut
berupa tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi.
c.Menurut formulasi dari National Productivity Board,
Singapore pada dasarnya produktivitas adalah sikap mental yang
mempunyai semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan
untuk melakukan peningkatan perbaikan.
d.Sesuai
dengan laporan Dewan Produktivitas Nasional (DPN) 1983, produktivitas
mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
kualitas kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini. menurut ( Schroeder, 1989)
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah rasio modal/tenaga
kerja, kelangkaan sumber daya, perubahan angkatan kerja, inovasi dan
teknologi, dampak regulasi dan kualitas kerja.
Faktor-faktor
produktivitas adalah tenaga kerja, modal, seni serta ilmu manajemen.
Kenaikan sumbangan tenaga kerja pada produktivitas adalah karena tenaga
kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan lebih bergizi.
Faktor
lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana manajemen mempertahankan
bahkan meningkatkan ketrampilan tenaga kerja dengan adanya perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan.
Arti pentingnya produktivitas kerja
Produktivitas
pada dasarnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa
metode kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil yang
diperoleh pada hari esok harus lebih banyak dan lebih bermutu dari pada
hasil yang diraih atau diperoleh pada hari ini.
Di
dalam menjalankan suatu kegiatan operasional suatu perusahaan, faktor
manusia akan memegang peranan yang sangat penting. Namun sering salah
pengertian yang menganggap produktivitas hanya dapat dinaikkan dengan
mengganti sejumlah pekerja dengan mesin-mesinatau alat-alat yang lebih
canggih. Pencapaian produktivitas yang tinggi memang dapat dicapai
dengan menggunakan teknologi yang lebih modern.
Pada
hakekatnya diantara faktor-faktor produksi, faktor manusialah yang
memegang peranan penting karena pada hakekatnya alat produksi, teknologi
dan modal uang adalah buatan manusia sendiri.
Dari
apa yang dikemukakan diatas terdapat hal pokok yang penting yakni
faktor manusia di dalam perusahaan memegang peranan penting dalam proses
pencapaian produktivitas yang tinggi, karena faktor manusia adalah
pengelola dan pelaksana dari semua faktor-faktor produksi di dalam
perusahaan.
Tujuan
peningkatan produktivitas tidak akan tercapai tanpa adanya peranan dari
para karyawan, sebagai unsur pelaksana dari berbagai keputusan
manajemen.
Hubungan Pengembangan Karyawanterhadap ProduktivitasKerja
Pada
dasarnya suatu aktifitas yang dilaksanakan suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu ditunjang oleh banyak
faktor, dalam hal ini produktivitas kerja yang dicapai oleh Karyawan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya dimana produktivitas tersebut
berkaitan dengan kemampuan, maupun ketrampilan yang dimiliki oleh
Karyawan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.
Oleh
karena itu Karyawan dalam suatu perusahaan dituntut untuk mempunyai
produktivitas kerja yang tinggi sehingga dimungkinkan untuk menopang
aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam rangka mencapaitujuan
yang telah ditetapkan dimana dalam meningkatkan produktivitas kerja
Karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat diperoleh melalui
pendidikan formal yang dimiliki Karyawan.
Menurut
M. Toha, yaitu : Hal tersebut sesuai pendapat yang dikemukakan bahwa
salah satu unsur kematangan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang
dapat diperoleh dari pendidikan .
Dari
pendapat di atas dapat diungkapkan bahwa suatu keahlian, kecakapan dan
kemampuan yang ketiga hal tersebut berkaitan dengan produktivitas kerja
Karyawan dapat diperoleh melalui pendidikan.
Dengan
demikian berdasarkan penjelasn yang telah diuraikan maka dapat
disimpulkan bahwa antara produktivitas kerja Karyawan dengan pendidikan
formal yang dimiliki Karyawan mempunyai hubungan yang erat.
SP.
Siagian, mengatakan : Pengalaman mengandung arti keseluruhan pelajaran
yang dipetik seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam
perjalanan hidupnya.
Dari
pendapat di atas apabila dikaitkan dengan pekerjaan seseorang maka
dapat dikatakan pengalaman yang dimiliki seseorang dalam suatu
organisasi diperoleh dari aktivitas-aktivitas yang pernah dilakukan,
ditekuni ataupun didalami oleh yang bersangkutan. Berkaitan dengan tugas
dan pekerjaan sehingga yang diperoleh dengan belajar sendiri,orang
tersebut akan bertambah luas pengetahuan maupun wawasannya serta akan
semakin trampil dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dan semakin mampu
dalam menyelesaikan suatu masalah yang harus dihadapi dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.
Dengan
demikikan dapat dikatakan bahwa dengan pengembangan karyawan secara
informal melalui belajar sendiri dan pengetahuan yang diperoleh orang
tersebut, akan semakin meningkat pula produktivitas kerjanya berkaitan
dengan ketrampilan dan kemampuan menyelesaikan ataupun melaksanakan
tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
III.Pengertian Lingkungan Kerja
Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi prestasi dan produktifitas kerja
karyawan. Karyawan bekerja dengan produktif ataau tidak tergantung pada
motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi phisik pekerja,
lingkungan kerja serta banyak factor yang lain. Pemahaman terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas ini sangat penting, karena
fungsi personalia kemudian dapat memilih faktor-faktor peningkatan
produktivitas yang sesuai dengan situasi tertentu.
Salah
satu faktor yang dominan adalah Lingkungan Kerja karyawan, karena
faktor ini merupakan hal terpenting pengaruhnya terhadap kepuasan kerja
karyawan, dengan lingkungan kerja yang baik dan nyaman, karyawan akan
lebih kerasan dan konsentrasi terhadap pekerjaannya akan lebih baik,
setiap hari tentunya karyawan akan terlibat penuh dengan kondisi
lingkungan kerjanya, ibarat rumah kedua setelah mereka masuk bekerja.
Segala rutinitas keseharian berada di tempat kerja.
“Kepuasan
kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaan mereka. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya”( Hani
Handoko, 1987)
Pencerminan
perasaan karyawan terhadap pekerjaan yang dipengaruhi oleh lingkungan
kerjanya akan berdampak pada kepuasan karyawan selanjutnya kepuasan itu
akan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. ”….berbagai kebijakan
dan kegiatan organisasional ini memberikan lingkungan kerja yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi orang-orang dalam organisasi,
dimana hal itu selanjutnya akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan…”
Lebih lanjut dijelaskan oleh (Hani Handoko, 1987).
Sementara
itu pengertian tentang lingkungan kerja“Lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada disekitar para pekerja (karyawan) dan yang dapat
mempengaruhi dirinya menjalankan tugas-tugas yang dibebankan” menurut
(Nitisemito,1982). Segala sesuatu tersebut dapat berupa mesin-mesin,
peralatan kerja, rekan kerja yang lain, ruangan kerja dan sebagainya.
Sedangkan dari pendapat lain “ Lingkungan kerja adalah Lingkungan dimana
para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari-hari ”
menurut (Ahyari. 1994).
Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang berada di sekitar karyawan pada saat bekerja
dan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Faktor-faktor Lingkungan Kerja
Pentingnya
aspek lingkungan kerja bagi karyawan dan perusahaan maka dari beberapa
faktor tentang lingkungan kerja tersebut dijelaskan oleh beberapa ahli,
beberapa faktor atau aspek pembentuk lingkungan kerja tersebut.:
a.Kondisi Kerja
Merupakan
kondisi dalam perusahaan dimana karyawan bekerja. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan guna menjaga kondisi lingkungan kerja agar
selalu menyenangkan bagi karyawan. adalah :
1)Penerangan
Penerangan yang cukup pada tempat kerja akan sangat membantu karyawan dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja.
2)Suhu Udara
Pengaturan
suhu udara yang terlalu panas akan menyebabkan turunnya gairah kerja.
Pengaturan suhu udara dalam lingkungan kerja dapat dilakukan dengan
pemasangan Ventilasi yang cukup pada gedung pabrik.
3) Kebersihan Tempat Kerja
Dalam
masyarakat umum di kenal adanya ungkapan “kebersihan adalah pangkal
dari kesehatan”, “kebersihan sebagian dari iman”. Hal ini menunjukkan
bahwa kebersihan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia,
baik secara individu maupun kelompok.Demikian pula dengan perusahaan,
hendaklah menjaga kebersihan lingkungan kerja karena kebersihan sangat
mempengauhi kesehatan karyawan.
4) Keadaan suara / kebisingan
Dengan
mengendalikan keadaan suara tidak akan mengganggu kosentrasi kayawan
dalam bekerja. Sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dalam
waktu yang lebih cepat dengan kualitas produknya dapat diandalkan.
5) Keamanan
Dengan
keamanan yang cukup memadai, karyawan akan merasa aman dan tentram
dalam bekerja. Terdapat7 hal tentang faktor-faktor lingkungan fisik
kerja yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu :
a)Pewarnaan; Pewarnaan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap para pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan.
b)
Kebersihan; Perusahaan hendaknya menjaga kebersihan lingkungan
kerjanya, karena kebersihan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan dan
dapat menimbulkan rasa senang karyawan, sehingga akan mendorongnya untuk
bekerja lebih baik.
c)Pertukaran
udara; pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruangan kerja sangat
diperlukan. Apalagi bila di dalam ruangan tersebut ada banyak karyawan.
d)Penerangan; penerangan sangat diperlukan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
e)Musik; musik dapat menciptakan suasana akustik yang menghasilkan efek menguntungkan pada pikiran.
f)Keamanan;
yang dimaksud keamanan disini bukan hanya keamanan terhadap diri
sendiri yang sering ditafsifkan hanya terbatas pada keselamatan kerja
saja, tetapi jauh lebih luas.
g)Kebisingan; kebisingan yang ada dapat menganggu konsentrasi kerja karyawan.
b.Pelayanan karyawan
Pelayanan
karyawan ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena
karyawan merasa memperoleh pelayanan yang baik dari perusahaan sehingga
mereka dapat bersemangat dan bertanggung jawab terhadap pelayanan kerja
yang lebih besar. Umumnya pelayanan karyawan meliputi,
1)Pelayanan makan dan minum.
Pelayanan makan dan minum dalam perusahaan pada umumnya berupa cafetaria dan kantin dalam pabrik.
2)Pelayanan kesehatan
Pelayanan
kesehatan dalam perusahaan bisa berupa penyediaan poliklinik kecil.
Dengan pelayanan kesehatan ini diharapkan kesehatan karyawan dapat
terjamin.
3)Penyediaan kamar mandi dan kamar kecil
Masalah
penyediaan kamar mandi dan kamar kecil kelihatannya remeh, namun begitu
kalau tidak ada akan menyebabkan tidak tertibnya pada saat bekerja dan
akan mengakibatkan turunnya poduktivitas kerja karyawan. Fasilitas kama
mandi dan kamar kecil dapat direncanakan untuk diletakan dekat dengan
ruang kerja para karyawan perusahaan. Dengan adanya fasilitas ini
kebersihan pabrik secara keseluruhan juaga akan lebih terjamin.
c.Hubungan Karyawan
Dalam
suatu perusahaan hubungan karyawan merupakan lingkungan kerja non fisik
yang meliputi : hubungan karyawan dengan rekan kerja yang ramah, dan
mendukung dan hubungan karyawan dengan atasan.
IV.Pengertian Komunikasi
Istilahkomunikasi berasal dari istilah Latin “ Communicare, bentuk past participle dari communicatlo dan communicatus
yang artinya suatu alat untuk berko-munikasi terutama suatu sistem
penyampaian dan penerimaan berita, seperti misalnya telepon, telegrap,
radio, dan lain sebagainya. Selain itu, komunikasi adalah suatu proses
penyampaian, alau pcmberitahuan dan penerimaan suatu keterangan, tanda
atau kabar lewat pembicaraan, gerakan, tulisan, dan lain-lainnya. Dapat
pula diartikan sebagai kabar atau keterangan.17 Komunikasi adalah
proses pcrtilkaran kejadian-kejadian dan pendapat-pendapat, dan bukanlah
teknologinya seperti telepon, telegrap, radio dan sejenisnya. Jadi,
apabila kita akan mengadakan komunikasi dengan pihak lain, maka kita
harus menentukan terlebih dahulu suatu sasaran sebagai dasar untuk
memperoleh pengertian yang sama ”.( Webster’s New World Dictionary,
London, McMillan & CoLtd,1956, dikutip dari Miftah Thoha,
Menurut
Murphy , dikutip Wursanto,”Communication is the whole process used in
reaching other minds. ” Artinya adalah Komunikasi adalah seluruh proses
yang diperlukan untuk mencapai pikiran-pikiran yang di-maksud oleh orang
lain. (
“Communication
is more technically defined as a process for conduction the memories”
artinya adalah secara teknis komunikasi didefinisikan sebagai proses
untuk mem-bangkitkan perhatian orang lain yang bertujuan untuk menjalin
kembali ingatan-ingatan.
Dalam
buku Teori Prilaku Organisasi dikatakan : “ Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang
ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau
tidak penyampai berita tadi menyampaikan secara patut dan penerima
berita mene-rimanya tidak dalam bentuk distorsi. Namun demikian, komuni
kasi dalam kenyataannya tidak seperti yang dikatakan tersebut, banyak
terdapat sejumlah kemungkinan penghalang (blocks), dan penyaring
(filters) di dalam saluran komunikasi. Pengirim mencoba untuk
mengkodekan berita atau buah pikirannya ke dalam suatu bentuk yang
dianggapny a paling tepat, kemudian ia kirimkan kode-kode buah
pikirannya tadi, dan penerima berusaha mema-hami kode tersebut
(decoding). Tetapi di dalam proses perjalanan berita tadi banyak
terdapat serangkaian persepsi atau gangguan yang mencoba untuk
mengurangi kejelasan dan ketepatan berita. Halangan besar untuk mencapai
komunikasi yang efektif adalah jika terjadi aneka macam persepsi.
Pengirim menyampaikan berita dengan tidak jelas, dan menggunakan saluran
transmisi yang salah. Demikian pula penerima, mungkin sedang memikirkan
hal lain pada saat itu dia harus menerima berita dari pengirim, maka
dia hanya mendengar beritanya tetapi tidak tahu tentang isi informasinya
“
Pendapat A.W. Wijaya , dikemukakan, bahwa komunikasidapat dibagi dua bagian utama yaitu :
a.Interpersonal
communication, komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran
informasi serta perpindahan pengertian antara dua orang atau lebih
didalam sekelompok kecil manusia.
b.Organization
communication, dimana pembicaraan secara sistematis memberikan
informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam
organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang
ada hubungannya
Sehingga
apabila terdapat dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam
bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama
ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang
dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan
makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti
makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang
tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti
bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang
dipercakapkan.
Sementara
pada penjelasan James G. Robbins dan Barbara Jones, mengatakan bahwa
:Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mendukung arti yang
dimaksud. Atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari
seorang kepada orang lain, atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau
penyampaian informasi mengenai pikran-pikiran dan perasaan.
Dapat
diambil kesimpulan, bahwa komunikasi adalah proses kegiatan
pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari
satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat)
lain, dalam usaha mendapatkan saling pengertian. Definisi ini memberi
pengertian yang sangat luas karena tidak hanya menitikberatkan pada segi
manusianya saja. Pada zaman modern dewasa ini, peralatan elektronis
(komputer) mampu menjadi pengirim atau penerima berita dalam suatu
sistem komuni kasi modern. Oleh karena itu, baik manusia ataupun mesin
elektronis dapat menjadi suatu saluran jaringan komunikasi.
Dari definisi tersebut, paling tidak ada tiga aspek yang perlu kita perhatikan daram komunikasi, yaitu:
a.
Bahwa komunikasi harus dipandang sebagai proses. Hal ini berarti bahwa
komunikasi merupakan aliran informasi, melalui
serangkaiankegiatan(tahap-tahap,langkah-langkah)yang harus dilalui dalam
penyampaian informasi. Dalam pengertian proses termasuk pula segenap
kejadian yang terjadi dalam penyampaian informasi. Proses komunikasi
akan dibicarakan lebih lanjut dalam bab tersendiri.
b.
Aspek kedua, ialah menyangkut aspek manusia dan benda. Seperti telah
diutarakan di atas, bahwa peralatan elektronis (komputer) dapat
mengirim/menerima suatu informasi dalam suatu sistem komunikasi.
c.Aspek
yang ketiga ialah aspek informasi. Informasi atau kete-rangan ialah
segala sesuatu yang mempunyai arti dan mempu-nyai kegunaan. Informasi
dapat terdiri atas berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk kata-kata,
kalimat-kalimat, kode-kode, gambar-gambar, tanda-tanda lainnya yang
mengandung arti.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
Menurut Uchjana menjelaskan seperti dibawah ini :
a.Proses komunikasi secara primer
“Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media”
b.Proses komunikasi secara sekunder
“Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama”,
Komunikasi
tidak lain adalah pengoperan lambang-lambang yang berarti dan berguna,
dari pihak yang satu kepada pihak lam dengan maksud untuk mendapatkan
saling pengertian di antara kedua belah pihak. Yang dimaksud dengan
lambang-lambang adalah kode-kode, tanda-tanda yang mengandung arti.
Lambang-lambang merupakan suatu bentuk perwujudan dari gagasan-gagasan,
ide-ide yang timbul dan yang akan dikomunikasikan.
Bentuk
dan wujud lambang bermacam-macam, tergantung dari bentuk komunikasi
yang dilakukan, apakah akan mempergunakan komunikasi secara lisan atau
tertulis, verbal atau nonverbal. Lambang-lambang yang dipergunakan dalam
komunikasi lisan tidak sama dengan lambang-lambang yang dipergunakan
dalam komunikasi tertulis, tidak sama dengan komunikasi nonverbal.
Pada
proses komunikasi primer digunakan dengan lambang bahasa, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Efektifitas
komunikasi yang dilakukan dengan lambang-lambang tersebut sering
dipadukan penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari bukankah hal yang
luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi yang menggunakan
bahasa disertai gambar-gambar berwarna, pikiran dan atau perasaan
seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang
lain apabila ditransmisikan dengan media primer tersebut, yakni
lambang-lambang.
Bagi
komunikator, dalam aktivitas komunikasinya menggunakan sarana media,
dimana komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh
dengan jumlahnya banyak. Media tsurat kabar, majalan, radio, televisi, film dan bentuk media lain sebagai penyampai pesannya.
Jalur – Jalur Komunikasi
Komunikasi
merupakan alat yang efektif dan efisien bagi perusahaan apabila
pimpinan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tersebut.
Menurut T.M. Lico, komunikasi di dalam perusahaan atau organisasi terdiri dari :
a.Komunikasi Vertikal
Komunikasi
vertikal, beberapa ahli mengatakan : Komunikasi ke atas bukan saja
menerima kabar baik, tetapi komunikasi itu juga bertugas menerima atau
berguna untuk memberi peringatan atau untuk mewaspadai manajer akan
problema-problema yang jika tidak diatasi pada waktunya akan berkembang
pada situasi yang explosif atau berbahaya yang tertentu saja adalah
kabar buruk.
Menurut
Phil Astrid S. Susanto, Keuntungan organisasi dengan komunikasi ke atas
adalah bahwa waktu yang diperlukan untuk menghindari sesuatu yang
diperlukan untuk menghindari sesuatu adalah jauh lebih sedikit akibat
dari suatu pertentangan.
Pada
setiap organisasiternyata komunikasi memegang peranan sangat penting,
karena komunikasi adalah alat yang dapat dipergunakan oleh semua pihak,
tinggal bagaimana cara suatu pihak mempergunakannya. Apabila komunikasi
tersebut tidak digunakan secara tepat, maka akan terjadi kesalahpahaman
antara pemberi dan penerima pesan. Untuk menggunakan komunikasi perlu
juga diketahui sasaran yang akan dituju oleh pemakai.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi vertikal adalah
komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas,
misalkan komunikasi yang dilakukan antara pimpinan kepada bawahannya
pada saat memberikan instruksi-instruksi baik itu secara formil maupun
non formil di dalam melakukan tugas-tugas. Serta komunikasi dari seorang
bawahan kepada atasannya pada saat memberikan laporan-laporan dari
hasil pekerjaannya berdasarkan tugas-tugas yang diberikan dari
atasannya.
Komunikasi
dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi penting sekali
karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda
organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui
laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan
atau kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara
pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga bertahap melalui
eselon-eselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan kompleksnya
organisasi.
b.Komunikasi Horisontal
Komunikasi
horisontal adalah komunikasi yang sifatnya mendatar. Yaitu komunikasi
yang dilakukan oleh anggota staff, pegawai dengan pegawai lainnya.
Biasanya komunikasi horisontal ini lebih bersifat non formil walaupun
kelihatannya kesan formil tidak dapat diabaikan, karena komunikasi
horisontal dapat terjadi secara formil.
Menurut
David R. Hampton Komunikasike samping (horisontal) adalah :
“Menunjukkan komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
status yang sama yang bekerja dalam departemen-departemen lain”.
Menurut
Stephen P. Robbin yang dikutip Moekijat mengemukakan bahwa : Komunikasi
terjadi diantara anggota-anggota kelompok yang sama, diantara
anggota-anggota dari kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama,
diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama, atau antara
pegawai-pegawai apa saja yang secara horisontal sama, maka komunikasi
tersebut adalah komunikasi horisontal (mendatar, ke samping).
Komunikasi
horisontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan
koordinasi. Juga digunakan untuk mengadakan pertukaran-pertukaran
diantara unit-unit organisasi pada tingkat hirarki yang sama.
Kesimpulan
dari beberapa pendapat tersebut, bahwa sikap keterbukaan dari pimpinan
dengan bawahannya diperlukan dalam suatu organisasi, apabila pekerja mau
mendengarkan pimpinan, maka komunikasi antar keduanya berjalan dengan
lancar dan sebaliknya bila pekerja tidak mau mendengarkan pimpinannya
berarti komunikasi yang mereka lakukan tidak dapat berjalan dengan
lancar.
c.Komunikasi Diagonal
Komunikasidiagonal
atau disebut juga komunikasi silang (cross communication) adalah
komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain .
Sebagai
contoh komunikasi diagonal adalah seorang sopir yang termasuk seksi
angkutan berkomunikasi dengan kepala bagian personel, yang secara
struktural tidak mencakup seksi angkutan tersebut.
Komunikasi
diagonal menunjukkan hubungan-hubungan dengan orang-orang yang
mempunyai status lebih tinggi atau lebih rendah dalam organisasi. Jenis
komunikasi ini sangat umum bagi banyak manajer pada waktu mereka
menggunakan sebagian besar waktu mereka. Ini kemungkinan besar khususnya
dalam sistim-sistim pekerjaan yang mengandung keadaan saling
ketergantungan dan dalam organisasi-organisasi yang mempunyai banyak
pakar dan hubungan otoritas fungsonal.
Menurut
David R. Hampton, “Komunikasi diagonal ini menunjukkan
hubungan-hubungan dengan orang-orang yang mempunyai status lebih tinggi
atau lebih rendah”.
Jadi
keterbukaan sikap pimpinan diperlukan dalam sebuah organisasi karena
apabila pekerja tidak suka ataupun tidak mau mendengarkan komunikasi
akan kurang berjalan. Demikian juga banyak problematika yang
menghabiskan waktu justru bisa diperkecil atau dihapus apabila dari
pimpinan bersedia dan terbuka untuk mendengarkan.
Tujuan Komunikasi
Seorang
pimpinan harus dapat menyampaikan instruksi – instruksi,
rencana-rencana, saran-saran agar dapat dimengerti dan mendapat
tanggapan yang positif dari para pegawai. Hal ini dapat tercapai bila
ada komunikasi yang baik antara pimpinan dengan pegawainya.
Komunikasi Terjadi tentunya dengan berbagai tujuan, makaTujuan komunikasi dikatakan antara lain :
a.Sebagai
seorang pejabat ataupun komunikator harus dapat menjelaskan kepada
komunikan atau bawahan dengan sebaik- baiknya dan tuntas, dengan harapan
komunikasi dapat mengikuti apa yang dimaksud.
b.Sebagai
pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkannya. Jangan mereka menginginkan arah untuk
pergi ke barat tapi memberinya pergi ke timur.
c.Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.
d.Menggerakkan
orang lain untuk melakukan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin
berupa kegiatan – kegiatan yang dimaksud. Disini adalah kegiatan yang
lebih banyak mendorong, namun yang lebih penting harus diingat adalah
bagaimana cara yang baik untuk melakukan.
Kesimpulan
dari uraian di atas adalah, komunikasi ini bertujuan untuk mengharapkan
pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Dengan komunikasi yang
baik, kelancaran tugas-tugas dapat terjamin, biaya-biaya dapat ditekan
dan tugas dapat dilaksanakan dengan baik pula.
Arti Pentingnya Komunikasi
Komunikasi
dapat berlangsung setiap saat, di mana saja, kapan saja, oleh siapa
saja dan dengan siapa saja. Semenjak lahir, ia sudah mengadakan hubungan
dengan kelompok masyarakat sekelilingnya. Kelompok pertama yang dialamioleh
individu yang baru lahir, ialah keluarga. Hubungan yang dilakukan oleh
individu itu dengan ibu-nya, bapaknya dan anggota keluarga lainnya.
Makin bertambah umurnya, makin luas pula hubungan yang dapat dijangkau
oleh individu itu. Selain sebagai makhluk individu, manusia adalah
makhluk sosial, makhluk bermasyarakat. Hal ini berarti, ia harus mau dan
mampu mengadakan hubungan dengan masyarakat sekelilingnya. Hubungan
sangat penting dalam rangka pembinaan kepribadian dan pengembangan bakat
seseorang. Bakat memerlukan dorongan, pendidikan, pengajaran serta
latihan; dan kesemuanya itu membutuhkan hubungan yang baik dengan semua
pihak.
Menurut
Edwin B. Filippo, :Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu
organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Suatu organisasi
tidak dapat melakukan fungsinya tanpa adanya komunikasi., hal ini
dikatakan juga bahwa : “Komunikasi merupakan suatu subyek yang sangat
penting bagi setiap manajer”.
Organisasi
tidak dapat berisi tanpa komunikasi. Agar terjadi kegiatan kelompok
atau organisasi, maka harus ada komunikasi antara anggotanya.Komunikasi
merupakan suatu cara untuk menghubungi orang lain dengan perantara
ide-ide, fakta-fakta, pikiran-pikiran dan nilai-nilai. Komunikasi
merupakan jembatan pengertian diantara orang-orang sehingga mereka tidak
dapat membagi apa yang mereka ketahui dan mereka rasakan. Apabila tidak
ada komunikasi, pegawai-pegawai tidak dapat mengetahui apa yang sedang
dikerjakan oleh teman-temannya, manajemen tidak menerima masukan
informasi dan manajemen tidak dapat memberikan instruksi-instruksi.
Komunikasi
merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam kegiatan
organisasi/perusahaan, sebagai kumpulan orang yang bersama-sama
menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan.
Seorang
manajer harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai
kantor baik secara horisontal maupun secara vertikal atau secara
diagonal. Pengurusan informasi atau information handling yakni
penyampaian dan penerimaan berita, akan dapat berjalan dengan baik bila
terdapat komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan
menciptakan iklim kerja yang sehat dan terbuka. Hal ini sangat penting
guna meningkatkan kreativitas dan dedikasi para pegawai . untuk
menjelaskan pentingnya komunikasi bagi para manajer, menurut George R.
Terry dan Stephen G. Franklin, sebagai berikut : “Penjelasan tentang
model komunikasi memerlukan waktu lebih lama dari proes pertukaran
komunikasi sesungguhnya”.
Berdasarkan
hasil suatu penelitian, diketahui bahwa antara 75% sampai 90% dari
waktu kerja kita dipergunakan untuk berkomunikasi.
a.5% dipergunakan untuk menulis,
b.10% dipergunakan untuk membaca,
c.35% dipergunakan untuk berbicara, dan
d.50% dipergunakan untuk mendengarkan.
Dalam
setiap kegiatan, kita berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan.
Kegiatan kerja tidak terlepas dari tulis-menulis, membaca, berbicara dan
mendengarkan. Semua kegiatan itu me-ngandung informasi atau keterangan
yang mengandung arti dan kegunaan bagi kepentingan perusahaan.
Komunikasi
sangat penting dalam rangka meningkatkan kelancaran pekerjaan .
Pentingnya komunikasi kantor dapat dilihat dalam hal-hal berikut :
a.Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara
b.para bawahan dengan atasan/pimpinan
c.bawahan dengan bawahan
d.atasan dengan atasan
e.pegawai dengan kantor/instansi yang bersangkutan
f.Meningkatkan kegairahan bekerja para pegawai.
g.Meningkatkan moral dan disiplin yang tinggi para pegawai.
h.Dengan
mengadakan komunikasi semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan
bidang yang menjadi tugasnya, sehing-ga akan berlangsung pengendalian
operasional yang efisien.
1.Kegunaan Komunikasi
Tanpa
komunikasi tidak ada kehidupan sosial yang langgeng dan teratur.
Kesejahteraan dan prestasi setiap sistem sosial, apakah itu organisasi,
tergantung pada tingkat mudah dan pastinya komunikasi. Harus ada
penyampaian dan penerimaan gagasan, rencana, perintah, nilai-nilai,
perasaan dan tujuan.
Komunikasi
dipergunakan sebagai pertukaran informasi dan pendapat dalam lingkungan
industri terdapat tiga fungsi kounikasi yang penting yaitu mengumpulkan
informasi untuk mengambil keputusan menyampaikan keputusan dan usaha
mengubah sikap.
Dalam
sebuah organisasi komunikasi memegang peran yang sangat penting, karena
komunikasi adalah alat yang bisa dipergunakan oleh semua pihak, tinggal
bagaimana pihak-pihak tersebut menggunakannya.
V.Pengertian Kompensasi
Masalah
kompensasi selain sensitif karena menjadi pendorong seseorang untuk
bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan disiplin tenaga
kerja / karyawan. Oleh karena itu setiap perusahaan manapun seharusnya
dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang
dipikul tenaga kerja, sehingga tujuan pembinaan tenaga kerja untuk
menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna dapat
terwujud lebih dari itu, tujuan perusahaan untuk meningkatkan keluaran
produksi dapat ditunjang. Disini yang dimaksud kompensasi tidak sama
dengan upah meskipun upah adalah sebagian dari kompensasi dan mungkin
upah tersebut merupakan bagian yang paling besar dari kompensasi. Salain
terdiri dari pada upah kompensasi dapat juga berupa tunjangan innatura,
fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, dan masih banyak yang lain
yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterimakan secara tetap.
Masalah kompensasi bukan hanya penting karena merupakan dorongan utama
seseorang menjadi karyawan, tetapi juga karena besar pengaruhnya
terhadap semangat dan kegairahan kerja. Dengan demikian setiap
perusahaan harus dapat menetapkan kompensasi yang paling tepat sehingga
dapat menopang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Untuk lebih jelasnya, adapun definisi kompensasi menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut :
Menurut Handoko “Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka”.
Menurut Martoyo “Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employers” maupun “employees” baik yang langsung berupa uang (finansial) maupun yang tidak langsung berupa uang (non finansial)”.
Menurut
Hasibuan “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”.
Menurut
Nitisemito “Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada karyawan, yang dapat dinilai dengan uang dan cenderung diberikan
secara tetap”.
Menurut
Mathis dan Jackson “Kompensasi adalah faktor penting yang mempengarui
bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan
bukan pada organisasi yang lainnya”.
Menurut
Sastrohadiwiryo “Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja
tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan
perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Kompensasi adalah imbalan berupa uang
atau bukan uang (natura) yang diberikan kepada karyawan dalam perusahaan
organisasi”.
Dari
definisi-definisi di atas meskipun berbeda tetapi memiliki maksud yang
sama, yakni pemberian balas jasa dari perusahaan kepada karyawan.
Tujuan Kompensasi
Program
kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan
perusahaan, karyawan, dan pemerintah / masyarakat. Supaya tujuan
tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program
kompensasi ditetapkan berdasarkan prinsip adil dan wajar, peraturan /
undang-undang, serta memperhatikan internal dan eksternal konsistensi.
Secara terinci, tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari program pemberian
balas jasa dapat diuraikan sebagai berikut :
Menurut Handoko secara rinci tujuan yang hendak dicapai dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Memperoleh Personalia yang Qualified
Kompensasi
perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar. Karena
perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat
pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga
kerja.
2.Mempertahankan Karyawan yang Ada Sekarang
Bila
tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik
akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga
agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
3.Menjamin Keadilan
Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
4.Menghargai Perilaku yang Diinginkan
Kompensasi
hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja
yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan
perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang
efektif.
5.Mengendalikan Biaya
Suatu
program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan
dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biaya yang layak.
Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik organisasi dapat
membayar kurang (underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawan.
6.Memenuhi Peraturan-peraturan yang Legal
Seperti
aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi kompensasi
menghadapi batasan-batasan legal. Program kompensasi yang baik
memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan
pemerintah yang mengatur kompensasi.
Menurut Hasibuan tujuan dari pada kompensasi adalah sebagai berikut :
1.Ikatan kerjasama
Dengan
pemberian kompensasi terjadilah ikatan kerjasama formal antara majikan
dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedangkan pengusaha / majikan wajib membayar kompensasi dengan
perjanjian yang disepakati.
2.Kepuasan Kerja
Dengan
balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kabutuhan fisik,
setatus sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
3.Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4.Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
5.Stabilitas karyawan
Dengan
program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turnover relatif kecil.
6.Disiplin
Dengan
pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang
berlaku.
7.Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8.Pengaruh Pemerintah
Jika
program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku
(seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
Dari
beberapa tujuan yang telah diuraikan di atas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa tujuan pemberian balas jasa hendaknya memberikan
kepuasan kepada semua pihak, karyawan dapat memenuhi kebutuhannya,
pengusaha mendapat laba, peraturan pemerintah harus ditaati, dankonsumen
mendapat barang yang baik dan harga yang pantas.
Fungsi Kompensasi
Seperti
telah diketahui bahwa jumlah kompensasi seluruhnya yang diterima
karyawan dapat mempunyai dampak positif terhadap perilaku karyawan yang
bersangkutan, berkenaan dengan statusnya sebagai salah satu unsur dalam
perusahaan. Akan tetapi pada banyak segi, hal tersebut tidak langsung
mempengaruhi motivasi karyawan untuk berprestasi. Namun motivasi adalah
merupakan suatu fungsi sejauh mana kompensasi dikaitkan dengan prestasi,
dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jumlah kompensasi yang
diterima karyawan yang bersangkutan. Demikian juga dengan program
kompensasi / balas jasa diharapkan memberikan fungsi yang dapat
berpengaruh secara positif baik bagi perusahaan maupun karyawan.
Adapun fungsi kompensasi menurut Martoyo antara lain :
1.Pengalokasian Sumber Daya Manusia Secara Efisien
Bahwa
pemberian kompensasi yang cukup baik pada karyawan yang berprestasi
baik, akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan
ke arah pekerjaan yang lebih produktif.
2.Penggunaan Sumber Daya Manusia secara lebih efisien dan efektif
Dengan
pemberian kompensasi yang tinggi kepada karyawan mengandung implikasi
bahwa organisasi akan menggunakan tenaga karyawan termaksud dengan
seefisien dan seefektif mungkin. Sebab dengan cara demikian, organisasi
yang bersangkutan akan memperoleh manfaat dan/atau keuntungan semaksimal
mungkin.
3.Mendorong Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Sebagai
akibat alokasi dan penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang
bersangkutan secara efisien dan efektif tersebut, maka dapat diharapkan
bahwa sistem pemberian kompensasi tersebut secara langsung dapat
membantu stabilitas organisasi, dan secara tidak langsung ikut andil
dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi negara secara
keseluruhan.
Asas-Asas Kompensasi
Program
kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta
dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsip
adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya
balas jasa yang akan diberikan dapat merangsang gairah dan kepuasan
kerja karyawan di dalam menjalani aktivitasnya selama bekerja. Karena
semangat ataupun kegairahan karyawan juga dapat mempengaruhi output dari
pada perusahaan yang akan berdampak pada omzet yang diterima
perusahaan, oleh karenanya asas kompensasi harus benar-benar mendapatkan
perhatian di dalam pelaksanannya.
Menurut Hasibuan Asas-asas kompensasi meliputi :
1.Asas Adil
Besarnya
kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan
prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab,
jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi.
2.Asas Layak dan Wajar
Kompensasi
yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat
normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif, penetapan besarnya
kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan eksternal
konsistensi yang berlaku.
Sistem Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan menurut Hasibuan ada tiga, yaitu :
1Sistem Waktu
Dalam
sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan
standar waktu seperti jam, minggu, dan bulan. Administrasi pengupahan
sistem waktu relatif mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap
maupun pekerja harian. Di samping itu juga bisa digunakan untuk jenis
pekerjaan yang sulit diukur prestasi kerja per unitnya.
Kebaikan sistem waktu ialah administrasi pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang akan dibayar tetap.
Kelemahan sistem waktu ialah pekerja yang malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian.
2Sistem Hasil (out put)
Dalam
sistem hasil, besarnya kompensasi / upah ditetapkan atas kesatuan unit
yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter dan kilogram.
Kebaikan
sistem hasil memberikan kesempatan kepada karyawan yang bekerja
bersungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa
yang lebih besar.
Kelemahan sistem hasil ialah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang mampu balas jasanya kecil.
Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas perlu adanya batasan-batasan standar upah minimal.
3Sistem Borongan
Sistem
borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa
didasarkan atas volume pekerjaan dan lama pengerjaannya. Dalam sistem
borongan pekerja bisa mendapat balas jasa besar atau kecil, tergantung
atas kecermatan kalkulasi mereka.
Metode Kompensasi
Metode kompensasi (balas jasa) menurut Hasibuan, ada dua, yaitu :
1.Metode Tunggal
Yaitu
suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya didasarkan atas
ijasah terakhir dan pendidikan formal yang dimiliki karyawan. Tingkat
golongan dan gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas ijasah terakhir
yang dijadikan standarnya. Misalnya pegawai negeri ijasah formal S1,
maka golongannya ialah III-A, dan gaji pokoknya adalah gaji pokok III-A.
2.Metode Jamak
Yaitu
suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas beberapa
pertimbangan seperti ijasah, pendidikan formal, bahkan hubungan keluarga
ikut menentukan besarnya gaji pokok seseorang. Standar gaji pokok yang
pasti tidak ada, sistem ini biasa digunakan pada perusahaan-perusahaan
swasta yang di dalamnya masih sering terdapat diskriminasi.
Kebijaksanaan Kompensasi
Menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa :
Kebijaksanaan
kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu pembayarannya dapat
mendorong gairah kerja dan keinginan karyawan untuk mencapai prestasi
kerja yang optimal sehingga membantu terwujudnya sasaran perusahaan.
Besarnya kompensasi harus ditetapkan berdasarkan analisis pekerjaan,
uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, posisi jabatan, konsistensi
eksternal, serta berpedoman kepada keadilan dan undang-undang
perburuhan. Dengan kebijaksanaan ini, diharapkan akan terbina kerja sama
yang serasi dan memberikan kepuasan kepada semua pihak.
Susunan
kompensasi yang ditetapkan dengan baik akan memberikan motivasi kerja
bagi karyawan. Kompensasi kita ketahui terdiri dari kompensasi langsung
(gaji/upah/upah insentif) dan kompensasi tidak langsung (kesejahteraan
karyawan), jika perbandingan kedua kompensasi ditetapkan sedemikian rupa
maka kehadiran karyawan akan lebih baik.
Waktu Pembayaran Kompensasi
Menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa :
Kompensasi
harus dibayar tepat pada waktunya, jangan sampai terjadi penundaan,
supaya kepercayaan karyawan terhadap bonafiditas perusahaan semakin
besar, ketenangan, dan konsentrasi kerja akan lebih baik. Jika
pembayaran kompensasi tidak tepat pada waktunya akan mengakibatkan
disiplin, moral, gairah kerja karyawan menurun, bahkan turnover karyawan
semakin besar. Pengusaha harus memahami bahwa balas jasa akan
dipergunakan karyawan beserta keluarganya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, dimana kebutuhan itu tidak dapat ditunda,
misalnya makan. Kebijaksanaan waktu pembayaran kompensasi hendaknya
berpedoman daripada menunda lebih baik mempercepat dan menetapkan waktu
yang paling tepat.
Misalnya
: gaji dibayar setiap tanggal satu, jika pada tanggal satu jatuh pada
hari libur (minggu) sebaiknya gaji dibayarkan pada hari sabtunya
(dipercepat). Pemberian upah insentif dan kesejahteraan hendaknya
ditetapkan waktunya yang paling tepat. Misalnya, pada saat tahun ajaran
baru supaya pemberian tersebut mempunyai dampak yang positif.
Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
Menurut Hasibuan, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi, antara lain sebagai berikut :
1.Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Jika
pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan
(permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari
kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif
semakin besar.
2.Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Apabila
kemampuan dan kesediaan untuk membayar semakin baik, maka tingkat
kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan
kesediaan perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat kompensasi
relatif kecil.
3.Serikat Buruh / Organisasi Karyawan
Apabila
serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin
besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh
maka tingkat kompensasi relatif kecil.
4.Produktivitas Kerja Karyawan
Jika
prduktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan
semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta
sedikit maka kompensasinya kecil.
5.Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppres
Pemerintah
dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah / balas
jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha
tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan.
Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dari tindakan
sewenang-wenang.
6.Biaya Hidup / Cost of Living
Apabila
biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah semakin
besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah maka
tingkat kompensasi/upah relatif kecil.
7.Posisi Jabatan Karyawan
Karyawan
yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gaji/kompensasi lebih
besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah
akan memperoleh gaji/kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena
seseorang yang mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus
mendapatkan gaji/kompensasi yang lebih besar pula.
8.Pendidikan dan Pengalaman Kerja
Jika
pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji/balas
jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya
lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan
pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji/kompensasinya kecil.
9.Kondisi Perekonomian Nasional
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom) maka tingkat upah/kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi) maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak penganggur (disqueshed unemployment)
10.Jenis dan Sifat Pekerjaan
Kalau
jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko (finansial,
keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar
karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya.
Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan risiko (finansial,
kecelakaannya) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.
VI.Insentif
1. Pengertian Insentif
Menurut
Alex S. Nitisemito menjelaskan bahwa pengertian insentif adalah :
“Sistem pemberian insentif adalah sistem yang paling efektif sebagai
pendorong semangat kerja karyawan. Kendatipun demikian perusahaan harus
berhati-hati jangan sampai insentif akan mengakibatkan perusahaan rugi”
Sedangkan
menurut Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Sosial untuk
Manajemen, Perusahaan dan Industri memberikan pengertian insentif adalah
sebagai berikut :
“Sarana obyektif yang mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan, dorongan atau keinginan seseorang”.
Menurut Drs. Sarwoto pengertian insentif adalah sebagai berikut :
“Sebagai
suatu sarana motivasi dapat diberi batasan perangsang ataupun pendorong
yang dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul
semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi.”
Dari
ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
insentif adalah sebagai pemberi imbalan atas prestasi kerja yang
menonjol dari seseorang karyawan suatu perusahaan yang secara langsung
dan tidak langsung dikaitkan dengan standart yang digunakan sebagai
dasar pedoman penilaian prestasi kerja karyawan, atau dapat diartikan
bahwa insentif merupakan tunjangan baik yang berupa uang (finansial)
maupun fasilitas kepada seseorang dengan tujuan agar dapat melaksanakan
tugasnya lebih baik dan giat.
Jelaslah
disini bahwa sistem insentif adalah merupakan sistem yang paling
efektif sebagai pendorong semangat kerja. Walaupun demikian perusahaan
harus juga berhati-hati jangan sampai pemberian insentif tersebut akan
menderita kerugian. Sebab biasanya setelah pihak perusahaan menetapkan
bahwa akan diberikan insentif kepada karyawan yang mampu menyelesaikan
tugasnya dan menghasilkan barang secara lebih baik, maka dengan adanya
kebijaksanaan seperti itu ternyata para karyawan menjadi bertindak
kurang hati-hati, mereka semata-mata hanya mengejar target serta
banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikannya, sehingga akhirnya
pekerjaan mereka menjadi kurang baik dan bermutu jelek.
2.Tujuan dan Fungsi Insentif
Di
dalam suatu manajemen harus ada kerja sama yang baik antara individu
yang terlibat untuk bekerja sama sehingga tujuan bersama dapat dicapai.
Seiring dengan hal tersebut maka menurut Indriyo Gitosudarmo, motivasi
atau dorongan yang dapat meningkatkan kerja sama demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan di bagi atas :
a.Motivasi
financial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan
financial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif
b.Motivasi
non financial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk
financial/uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan,
pendekatan manusiawi dan lain sebaganya.
Tujuan
perusahaan di dalam pelaksanaan insentif khususnya kegiatan produksi
adalah untuk meningkatkan produktivitas. Sejalan dengan hal tersebut,
maka menurut Hani Handoko T. menjelaskan keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dari pemberian upah insentif adalah sebagai berikut :
1.Memudahkan penetapan biaya tenaga kerja dan produksi
2.Mengurangi absensi
3.Mengurangi kelambatan
4.Meningkatkan perhatian yang kreatif di dalam pekerja merasa diperlukan di dalam pengawasan produksi
5.Mengurangi pekerja yang tak efisien, sebab mereka yang tidak berprestasi tidak dibayar
6.Penggunaan faktor produksi yang lebih efisien
7.Meningkatkan produktivitas
8.Menurunkan biaya per satuan produksi.
Sedangkan
Heidjrahman dan Suad Husnan dalam bukunya Manajemen Personalia
mengemukakan bahwa : “Pengupahan insentif dimaksudkan untuk memberikan
upah/gaji yang berbeda karena memegang prestasi kerja yang berbeda. Jadi
dua orang karyawan yang mempunyai jabatan yang sama bisa menerima upah
yang berbeda, karena prestasi kerja yang berbeda pula.”
Disamping
itu dengan adannya pelaksanaan insentif,tenaga kerja akan memperoleh
keuntungan financial dan non financial, antara lain :
a.Tenaga
kerja mendapatkan kesempatan memperoleh upah atau gaji yang lebih
besar. Sehingga semangat dan kreatifitas mereka untuk bekerja meningkat
dengan tujuan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Yang dimaksud disini
adalah meningkatkan kesanggupan untuk mengusahakan bagi dirinya sendiri
dan keluarganya supaya dapat hidup dan menikmati kehidupan.
b.Tenaga
kerja mendapat dorongan untuk mengembangkan dirinya. Sistem ini
mendorong tenaga kerja belajar dan menganalisa pekerjaan yang mereka
lakukan,tentang bagaimana cara pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik,
sehingga dengan kemauan ini dapat meningkatkan kecakapan serta
pengetahuan yang mereka miliki.
Adapun fungsi dari insentif adalah sebagai berikut :
a.Alat perangsang dan sebagai pengukur prestasi kerja karyawan
b.Alat penggerak untuk mendorong terciptanya motivasi kerja karyawan
c.Alat pendorong semangat disiplin karyawan
d.Alat untuk mengembangkan diri bagi karyawan agar dapat belajar menganalisa pekerjaannya.
Menurut
pendapat Leon C. Megginson yang diterjemahkan Oleh Hani T. Handoko,
pemberian insentif/perangsang material/finansial berdasarkan
prinsip-prinsip, antara lain adalah :
a.Dalam
kebanyakan hal upah dasar (pokok) harus menjamin upah insentif
hendaknya jangan dijamin atau dibatasi. Upah minimum merupakan suatu hal
yang pertama harus diperhatikan oleh seorang pengusaha, dimana pada
umumnya para pekerja, bekerja untuk memperoleh upah yang tetap, ia tidak
mau dalam keadaan yang tidak menentu mengenai hasil pekerjaannya.
Selain dari pada itu upah minimum yang dijamin menghindarkan pengenaan
upah yang terlalu rendah dan tidak wajar bagi pegawai yang sedang dalam
keadaan masa percobaan. Demikian juga dalam pemberian upah insentif
dapat diperoleh seorang karyawan.
b.Jumlah produksi dasar atau standart harus ditentukan dengan hati-hati, hal mana sebaiknya didasarkan atas hasil studi.
c.Jumlah
pembayaran upah yang akan diberikan untuk pekerjaan di bawah standart,
di atas atau sesuai dengan standart, harus diimbangi dasar out put
pekerjaan yang dapat ditentukan berdasarkan catatan hasil kerja masa
lampau. Dengan studi waktu atau menurut kebiasaan penting karena hal
tersebut merupakan titik dalam pembayaran insentif dimulai sehingga
perlu menunggu hasil kerja tambahan.
d.Adanya hubungan antara penghargaan, pembayaran insentif dan hasil sumbangan.
e.Seorang
karyawan harus merasa puas atas insentif yang merupakan balas jasa
aktivitasnya dalam perusahaan, karena insentif upah harus dianggap
sebagai hak untuk mendapatkan penghasilan dan bukan sebagai hadiah atau
kebaikan dari perusahaan yang mungkin diambil lagi oleh perusahaan, bila
dikehendaki.
f.Rencana insentif harus mendapat persetujuan dari top manajer.
g.Untuk
mencapai efektivitas yang maksimal insentif hendaknya ditetapkan dalam
suatu kebijaksanaan personal tertentu dan luas, hendaknya dipublikasikan
seluas mungkin. Oleh karena itu rencana insentif harus dengan
persetujuan manager, dengan pandangan yang sama dengan penuh perhatian.
h.Rencana insentif terbaik merupakan rencana sederhana.
Agar
suatu sistem yang baik haruslah sedemikian rupa dapat menimbulkan
kepercayaan kepada para pekerja. Suatu sistem insentif haruslah
sederhana agar para pekerja mudah menghitung jumlah pendapatannya dan
disesuaikan dengan jumlah yang diterima.
3.Macam-Macam Insentif
Bentuk
insentif ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, dimana insentif
merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dalam kehidupannya,
yaitu kebutuhan yang bersifat material dan non material. Demikian pula
insentif sebagai dorongan yang menyebabkan manusia bekerja dengan
sungguh-sungguh itu ada dua, yaitu material insentif dan non material
insentif.
M. Manullang membedakan macam-macam insentif dalam tiga bentuk, yaitu :
·Financial
insentive yaitu dorongan yang bersifat keuangan bukan upah atau gaji
yang pantas, tetapi juga untuk kemungkinan memperoleh bagian dari
keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang meliputi ruang
lingkup perusahaan, pemeliharaan dan kesehatan, rekreasi, jaminan hari
tua dan sebagainya
·Non financial insentive adalah :
1.Keadaan pekerjaan yang memuaskan, yang meliputi tempat kerja serta teman kerja
2.Sikap
pimpinan terhadap keinginan-keinginan masing-masing pegawai seperti
jaminan pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan liburan, hubungannya dengan
atasan.
Leon C. Megginson mengemukakan pendapatan sebagai berikut :
1.Insentif
material, terdiri dari uang, barang atau jasa yang disusun dalam formal
tertentu yang digunakan untuk memperoleh kepuasan lainnya
2.Insentif
non material, adalah daya tarik yang dapat diraba yang menciptakan
kepuasan dalam diri mereka sendiri, yang termasuk dalam insentif ini
adalah pengembangan pegawai, rasa persatuan, status, harga diri,
martabat, kekuasaan, persahabatan, wibawa dan pandangan negatif atas
kekuasaan tertentu.
Kalau
kita bandingkan pendapat tersebut di atas, tidak berbeda. Insentif
material sama dengan intensil financial, sedangkan insentif non material
sama dengan insentif non financial.
4. Sistem Upah Insentif
Ada
dua sistem upah insentif yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk
memotivasi produktivitas kerja karyawan, yaitu sebagai berikut :
a.Sistem upah insentif untuk karyawan produksi (Blue Color Work)
b.Sistem upah insentif untuk karyawan non produksi.
Dalam
pembahasan, penulis hanya memfokuskan pada sistem upah insentif untuk
karyawan produksi. Untuk karyawan produksi dimana hasil produksinya
mudah diatur, maka berbagai sistem pengupahan yang biasa digunakan
adalah sebagai berikut :
a.Piece Rate (unit yang dihasilkan)
Sistim upah insentif berdasarkan unit yang dihasilkan ini meliputi :
·Straight
piece work (upah potong proporsional). Dalam hal ini pekerjaan dibayar
berdasarkan seluruh produk yang dihasilkan karyawan dikalikan tarif upah
per potong
·Taylor
piece work (upah per potong Taylor). Dalam hal ini pekerjaan dibayar
berdasarkan seluruh produk yang dihasilkan karyawan dikalikan tarif upah
per bungkus, hanya tarif upah per bungkus berbeda di atas standart dan
di bawah standart
·Group
Piece Work Plan (upah per potong kelompok). Cara ini digunakan untuk
mengerjakan suatu produk kerja sama beberapa karyawan. Untuk itu
ditetapkan terlebih dahulu standart kelompok.
b. Time Bonoses (premi berdasarkan waktu)
Sistim upah insentif berdasarkan waktu ini meliputi berbagai macam, antara lain :
1.Berdasarkan waktu yang dihemat
Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) metode, yaitu :
·Hasley Plan
Dalam
hal ini karyawan yang bekerja di atas standart produksi akan menerima
premi disamping upah pokok. Premi yang diterima sebesar 50% waktu yang
dihemat
·100 persen plan
Premi yang diterima karyawan yang bekerja di atas standart produksi sebesar 100% dari waktu yang dihemat.
·Bedaux plan
Premi yang diterima karyawan yang bekerja di atas standart produksi sebesar 75% dari waktu yang dihemat.
2.Berdasar atas waktu pengerjaan
Dalam sistim ini ada dua metode yaitu :
·Rowan plan
Karyawan
yang bekerja di atas standart produksi akan menerima premi sebesar upah
pokok dikalikan bagian kelebihan dari standart produksi.
·Emerson Plan
Dalam
cara ini perlu terlebih dahulu ditetapkan tabel indeks efisien untuk
besarnya prosentase efisiensi yang dicapai oleh seorang karyawan
dibandingkan dengan standart produksi.
3.Berdasar atas waktu standart
·Gantt Task and Bonus Plan
Dalam cara ini premi yang diberikan sebesar 20% dari waktu standart.
5.Pemberian Kompensasi
Salah
satu departemen personalia dalam meningkatkan prestasi kerja, motivasi
dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui pemberian kompensasi.
Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran nilai harga mereka diantara para karyawan
itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat kompensasi relatif
menunjukkan status martabat dan harga mereka. Oleh karena itu bila
karyawan memadang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja mereka
bisa turun secara drastis.
T.
Hani Handoko berpendapat bahwa “Kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka”
Sedangkan Alex S. Nitisemito berpendapat bahwa :
Kompensasi
adalah merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para
karyawannya yang dapat dinilai dengan uang dan kecenderungan diberikan
secara tahap. Kompensasi adalah masalah yang sangat penting karena
justru adanya kompensasi itulah seseorang mau menjadi karyawan dari
perusahaan tersebut.
Dari
definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa upah merupakan
pengganti atas jasa yang diserahkan oleh perusahaan kepada para
pekerja/karyawan. Upah/gaji dapat diperhitungkan sebagai upah yang
nyata, upah yang dihitung sesuai dengan harga nominalnya yang diterima
karyawan/ sedang upah yang nyata adalah jumlah uang yang dihitung dengan
menggunakan upah yang nyata ini untuk mendapatkan barang-barang
kebutuhan karyawan atau dipandang dari sudut nilainya.
Upah
dibedakan antara lain upah nominal, yaitu jumlah yang berupa uang dan
upah riil, yaitu banyaknya barang yang dapat dibeli dengan jumlah uang
itu.Bagi buruh yang penting adalah upah yang riil nyata, karena dengan
upah itu mereka mendapatkan barang yang diperluan untuk kebutuhan
bersama keluarga. Kenaikan upah itu disertai atau disusul oleh kenaikan
harga keperluan hidup, misalnya bertambahnya produksi barang itu, akan
menaikkan bagi buruh walaupun jumlah uang yang diterima dari majikan
adalah sama seperti sedia kala. Sebaliknya harga barang keperluan hidup
meningkat, berarti turunnya upah bagi buruh.
Upah/gaji
pokok perusahaan tidak selalu sama. Adapun ketidaksamaan disebabkan
faktor-faktor pendidikan pengalaman, kemampuan perusahaan, kondisi
pekerjaan dan sebagainya. Untuk memperoleh dasar-dasar yang sehat perlu
kiranya menjadi bahan pertimbangan hal-hal yang berikut ini :
-Apakah sistem upah itu selaras serta dapat diterima para pekerja
-Apakah yang akan diperoleh/dicapai oleh sistim upah itu
-Apakah sistim upah itu cocok untuk melaksanakan bentuk usaha yang bersangkutan
-Apakah upah/sistim upah itu akan dapat melanjutkan kelangsungan hidup perusahaan
-Upah itu mempunyai sistim pendorong para pekerja untuk mengembangkan bakat kemampuan.
Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kiranya beasr kemampuan
penentuan upah dapat ditetapkan oleh pimpinan terhadap karyawan. Juga
karyawan sekaligus akan menggerakkan pikirannya untuk merealisasikan
tujuan perusahaan. Bagi buruh karyawan haruslah sadar bahwa perusahaan
adalah merupakan hasil yang dicapai antara buruh, karyawan dan pimpinan.
0 komentar:
Posting Komentar